
Oleh:Prof Dr. H. Abdul Mustaqim, MAg (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pengasuh Pesantren Mahasiswa LSQ (Lingkar Studi al-Qur’an ) ar Rohmah Bantul Yogyakarta, WA /08156862548)
الحمد لله الذي برحمته تتم الصالحات وبغفرانه يمحو جميع الذنوب والسياءت
أشهد أن لا أله ألا الله الذي خلق الأرض و السموات
ونصلي ونسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه الذين اتبعوا بالإحسان و الطاعات أما بعد:
فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته لعلكم ترحمون. قال الله تعالى في القرآن الحكيم:
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ * وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ) [الحشر:18،19]. وقال تعالى: ( وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمْ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ) [الزمر:54)
Hadirin sidang Jum’ah, kaum Muslimin hafizhakumullah fis shihhah wal `afiyah.
Salah satu hal yang penting untuk kita lakukan bersama, sebelum datangnya hari raya Idul Fitri nanti adalah muhasabatu al-nafs (introspeksi diri), apakah proses training di bulan Ramadhan melalui ibadah puasa ini sudah cukup efektif atau belum. Apakah ibadah puasa sudah mampu merubah karakter dan kepribadian kita menjadi lebih baik atau belum? Atau jangan-jangan kita ini gagal dalam mengikuti training Ramadhan, hingga nyaris tidak perubahan sama sekali dalam kepribadian kita. Wal iyadzubillah mon dzalik.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah Swt, dan hendaklah seseorang memperhatikan apa yang sudah dilakukan untuk bekal di hari nanti (hari akhirat). Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Swt itu Maha Mengatahui terhadap apa saja yang kalian kerjakan. (Q.S al-Hasyr: 18)
Amirul Mukminin Umar bin Khatab juga pernah mengingatkan kita semua,
وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا، وزنوها قبل أن توزنوا، فإن أهون عليكم في الحساب غداً أن تحاسبوا أنفسكم اليوم…….
Hisablah (Introspeksilah) diri kalian semua, sebelum kalian semua nanti dihisab di hari kiamat dan timbang-timbanglah amal perbuatan sekarang juga, sebelum kalian nanti ditimbang amalnya di akhirat, sesungguhnya orang yang paling ringan hisabnya nanti diantara kalian, adalah mereka yang mau melakukan muhasabah hari ini.
Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia. Secara normative, sesungguhnya semua ritual ibadah dalam syariat Islam bertujuan untuk mengantar seseorang agar berkepriadian dan berkarakter yang unggul. Intisari agama sesungguhnya adalah akhlak. Hidup tanpa akhlak-karakter, rasanya kita seperti hidup tanpa agama. Keberagamaan yang otentik adalah keberagamaan yang dibuktikan dengan kemampuan seseorang untuk menerapkan nilai-nilai akhlaqul karimah dalam kehidupan nyata, bukan sekedar retorika.
Hadirin sidang Jum’ah yang berbahagia.
Itu sebabnya, kita perlu merenungkan kembali, sekaligus sebagai introspeksi diri, terkait hadis Nabi Saw, yang menyatakan :
عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «كم من صائم ليس له من صيامه إلا الظمأ، وكم من قائم ليس له من قيامه إلا السهر من كتاب الرقاق باب: في المحافظة على الصوم رواه الدارمي حديث رقم: 2762
Artinya: “banyak sekali orang berpuasa, namun puasanya hanya dapat lapar dan haus. Banyak orang yang shalat malam, namun ia tidak memperoleh apa-apa dari qiayamul lailnya, kecuali sekedar begadang. (HR al-Darimi)
Ini adalah contoh potret kegagalan seseorang yang menjalankan training puasa Romadhan. Romadhan hanya sekedar ritual-seremonial tahunan, tanpa makna dan nilai transformasi karakter kepribadian. Kita berlindung dari model kualitas puasa yang seperti ini.
Hadirin Sidang Jum’ah yang berbahagia.
Jika Ramadhan kita pandang sebagai syahrul muwâsah (bulan untuk saling tolong menonong) sebagaimana dalam Hadis Riwayat Shahih Ibnu Khuzaimah, maka mestinya puasa ini mampu membentuk karakter-kepribadian kita menjadi semakin peduli secara sosial, tidak acuh terhadap orang lain, tetangga kanan-kiri kita, saudara kita yang memerlukan uluran tangan. Kita harus yakini bahwa jika kita mau menolong saudara kita, niscaya Allah Swt akan menolong kita. Rasulullah Swt bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – عَنْ النَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: “مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِما سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، رَوَاهُ مُسْلِمٌ [رقم: 2699)
Barangsiapa yang meringankan beban atau kesulitaan seorang mukmin di dunia, niscaya, Allah akan meringkan kesulitannya kelak di hari kiamat, barangsiapa memberi kemudahan orang lain, niscaya allah akan memberi kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa yag menutupi aib sauadaraya nisacaya Allah akan menutupi aibnya dunia dan akhirat, Allah akan senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya, selama hamba tersebut mau memberi pertolongan kepada sauadaranya. (HR Muslim)
Saudaraku, Romadhan adalah syahrul ulum, bulan untuk peningkatan ilmu pengetahuan. Romadhan bukan syarun naum (bukan untuk tidur). Oleh sebab itu, produktivitas harus kita tingkatkan, literasi-pengetahuan kita haruslebih baik. Kita mestinya tidak mudah lagi terjebak dan tertipu oleh berita berita hoax yang bisa menjadi sumber fitnah dan keresahan masyarakat. Sebab seseungguhnya, kita bukan hanya butuh melek informasi, tetapi juga melek literasi. Melek literasi itu artinya, bahwa kita ini bisa memilah dan memilih, mana berita dan informasi yang berkualitas dan produktif, dan mana berita berita sampah. Kita mestinya tidak mudah men share berita berita bohong atau video yang bisa membodohi umat, meskipun kadang sekilas mengatasnamakan nama agama.
Saudaraku, Ramadhan adalah syahrul shabr. Mari kita evaluasi bersama, seberapa jauh kesabaran kita setelah training Ramadhan. Mari kita berusaha sabar untuk tidak lagi mudah terpancing emosi oleh hal hal sepele. Kita mesti berusaha untuk tetap sabar, meski hidup ini kadang mungkin terasa masih sulit, banyak masalah dan lain sebagainya. Sebab kita yakin di balik kesulitan pasti aka nada kemudahan, dan yakinlah kesabaran akan mengantar kesuksesan. SEMOGA.
بارك لكم في القرآن الحكيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات وذكر الحكيم
أقول قولي هذا واستغفر لى ولكم إنه هو الغفور الرحيم.